Rabu, 21 Mei 2014

Aplikasi Metode Bercerita dan Demonstrasi


APLIKASI METODE BERCERITA DAN DEMONSTRASI

TUGAS TERSTRUKTUR
METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


  
OLEH :
KELOMPOK II
ERNI YUNITA
NIM :0101.11.01242

SEMESTER IVPAGI
DOSEN PENGAMPU :
DINUL FALHAN,M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
2013

KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللٓهِ الرَّحْمٖنِ الرَّحِيْم
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Metodologi Pembelajaran PAI ini tepat pada waktunya.
Pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, karena adanya bimbingan dan andil dari teman-teman serta dosen pengampu mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI, oleh karena itu atas nama penulis makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih dapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh sebab itu, kepada mahasiswa lainnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan pada makalah yang lainnya. Atas saran dan kritiknya, sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para mahasiswa lainnya, khususnya mahasiswa STAI Tafaquh Fiddin Dumai.

Dumai, Mei 2013


Penulis



DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. i   
Daftar isi............................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A.    Latarbelakang........................................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II Pembahasan
1.      Metode Diskusi................................................................................................        2
A.    Definisi Metode Bercerita..........................................................................        2
B.     Kelebihan Metode Bercerita.......................................................................        3
C.     Kelemahan Metode Bercerita.....................................................................        4
D.    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Bercerita.......................................        5
2.      Metode Demonstrasi........................................................................................        7
A.    Definisi Metode Demonstrasi.....................................................................        7
B.     Kelebihan Metode Demonstrasi.................................................................        8
C.     Kelemahan Metode Demonstrasi...............................................................        8
D.    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi.................................        9
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 14



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latarbelakang
Seorang guru atau pendidik yang selalu perperan dalam proses belajar mengajar, bila ia menginginkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah mencukupi. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima.
Guru dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar siswa, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar secara wajar dengan penuh kegembiraan, dan mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang guru.[1] Jadi, metode pembelajaran merupakan salah satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya memang memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan metode yang dipergunakannya sebagai suatu seni metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi anak didik.

Untuk dapat memilih metode yang tepat maka penulis akan memaparkan jenis metode mengajar dalam metodologi pendidikan, khususnya metode bercerita dan metode demonstrasi.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan metodologi pembelajaran ?
2.      Apa  yang dimaksud dengan metode bercerita ?
3.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode bercerita ?
4.      Bagaiman langkah-langkah pelaksanaan metode bercerita ?
5.      Apa yang dimaksud dengan metode demonstrasi ?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi ?
7.      Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi ?















BAB II
PEMBAHASAN
Aplikasi Metode Bercerita dan Demonstrasi
A.      Pengertian Metodologi Pembelajaran PAI
Secara etimologi, metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, "metodos" berarti jalan atau cara, dan "logos" berarti ilmu. Metodologi berarti ilmu tentang jalan atau cara.[2]
Secara terminologi, menurut Zakiah Daradjat metodologi adalah "suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian".[3] Mahmud Yunus mengatakan bahwa metode adalah "jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya".[4]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadist.


B.   Metode Bercerita
1.      Pengertian Metode Bercerita
Metode bercerita adalah metode penyampaian pelajaran dengan cara bercerita. Pelaksanaan metode bercerita dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai cara, karena siswa terdiri atas berbagai lingkungan yang berbeda, baik dari segi penguasaan, kemampuan daya tangkap dan motivasi dalam mendengarkan cerita.[5]
Metode cerita ini lebih banyak dilakukan pada pendidikan Teman Kanak-Kanak dan anak-anak  kelas rendah. Metode cerita yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar terutama di kelas rendah dilakukan sambil bermain.
Pada siswa kelas madrasah, metode bercerita ini mengungkapkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung ibrah ( nilai moral,sosial dan rohani) bagi seluruh umat Islam, baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun kisah kezaiman yang berakibat buruk dimasa lalu.[6]
2.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
a)      Kelebihan Metode Bercerita :
(1)   Dengan mendengarkan cerita, kepekaan jiwa dan perasaan siswa tergugah.[7]
(2)   Melatih daya konsentrasi siswa.
(3)   Melatih daya fikir dan daya fantasi siswa.
(4)   Menambah pengetahuan siswa.
(5)   Secara otomatis mendorong siswa untuk berbuat kebajikan berdasarkan cerita yang disampaikan.
(6)   Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu pengelompokan
siswa seperti pada metode lain.
(7)   Guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun siswa
dalam jumlah yang cukup besar apabila cerita yang
disampaikan mampu menarik perhatian siswa.
(8)   Bila guru dalam bercerita berhasil dengan baik, maka dapat
menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif dan bisa
merangsang para siswa untuk melakukan tugas atau
pekerjaan.
(9)   Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas
materi cerita dapat dipersingkat dengan mengambil garis
besarnya saja, jika waktu yang tersedia cukup banyak materi
cerita yang diberikan dapat diperluas dan diperdalam.[8]
b)     Kelemahan Metode Bercerita :
(1)   Guru sulit mengetahui sampai dimana batas kemampuan
siswa dalam memahami materi cerita yang disampaikan.
(2)   Para siswa lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap
bahwa yang diceritakan itu benar.
(3)   Guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan segi
psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah
sehingga membosankan para siswa, atau kadang terlalu
banyak humor sehingga tujuan utamanya terabaikan.
3.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Bercerita
Menurut Abdul Majid Abdul Aziz bahwa:
a.         Guru sebaiknya memilih cerita yang sesuai dengan kondisi jiwanya saat bercerita, karena keadaan jiwa pendongeng akan berpengaruh pula pada setiap penceritaan.
b.         Mempersiapkan cerita sebelum masuk kelas yang bertujuan untuk mengetahui peristiwa beserta kronologis terjadinya cerita. Kegiatan persiapan akan sangat membantu dalam membawakan sebuah penceritaan dengan mudah dan lancar, serta dapat menyampaikan semua peristiwa cerita di depan anak-anak dengan jelas seakan-akan cerita tersebut adalah gambaran khayal yang hidup.
c.       Posisi duduk para murid ketika cerita berlangsung. Posisi duduk dalam penceritaan bertujuan untuk merangsang siswa mendengarkan proses penceritaan dengan potensi yang ada pada diri mereka. Yang lebih utama adalah murid bisa memposisikan dirinya mendengarkan berita dengan spontan. Dan posisi duduk yang paling baik bagi siswa adalah mengelilingi guru dengan bentuk setengah lingkaran.
d.      Cara seorang guru membawakan cerita yang berdasarkan plot cerita dan pemecahan masalah, selain itu pengutaraan intonasi/volume suara serta improvisasi yang selaras dengan alur cerita.[9]
C.      Metode Demonstrasi
1.      Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.[10] Dalam praktek-praktek agama, Nabi Muhammad juga menggunakan metode ini. Seperti mengajarkan cara-cara berwudhu’, shalat dan haji.
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai pada umumnya menggabungkan penjelasan dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan, barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatannya  telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. [11]
Metode demonstrasi cocok digunakan apabila :
a)      Untuk memberikan latihan keterampilan tertentu kepada siswa.
b)      Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung mengetahui.
c)      Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat.[12]
Dalam mempersiapkan Metode demonstrasi, harus memperhatikan perumusan tujuan yang jelas, menetapkan garis besar langkah domonstrasi, mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan, penetapan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a)      Kelebihan Metode Demonstrasi :
(1)   Perhatian siswa dapat dipusatkan.
(2)   Keaktifan siswa akan bertamabah.
(3)   Proses pengajaran lebih menarik.
(4)   Pengalaman siswa bertambah.
(5)   Pelajarannya lebih tahan lama.
(6)   Menghindari kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan.
(7)   Timbulnya keberanian, percaya diri dan motivasi dalam diri siswa.
(8)   Siswa lebih mudah memahami pelajaran.
b)     Kelemahan Metode Demonstrasi
(1)   Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
(2)   Memerlukan keterampilan furu secara khusus.
(3)   Memerlukan kesiapan yang matang.
(4)   Keterbatasan peralatan, tempat dan biaya.[13]
3.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
a.       Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang harus dilakukan adalah :
1)      Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2)      Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi
3)      Lakukan uji coba demonstrasi
b.      Tahap Pelaksanaan
1)      Langkah pembukaan, yang harus diperhatikan adalah :
a)      Aturlah tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat melihat demonstrasi.
b)      Kemukakan tujuan yang ingin dicapai.
c)      Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
2)      Langkah pelaksanan demonstrasi,
a)      Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang membuat siswa berfikir.
b)      Ciptakan suasana yang menyejukkan, hindari suasana yang menegangkan.
c)      Yakinlah semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi.
d)     Berikan kesmpatan siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan yang di demonstrasikan.



3)      Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi.



















 

13 Ibid., Syaiful Bahri Djamarah.
Contoh Materi yang Dapat Digunakan dalam Metode Bercerita dan Demonstrasi
1.        Metode Bercerita
Agama
NABI YUSUF DIMASUKKAN KE DALAM SUMUR
Pada suatu malam ketika Yusuf masih muda, ia pernah bermimpi melihat bintang, matahari dan bulan. Pada pagi harinya mimpi itu diceritakan kepada ayahnya. Pada waktu itu ibu dari golongan Yahuda sedang mengintip dan mendengarkan cerita Yusuf. Maka ayahnya membisiki kepadanya arti mimpi tersebut, ia berkata: “Adapun bintang yang sebelas itu adalah ke-11 saudarasaudaramu, matahari itu ayahmu dan bulan adalah ibumu, semuanya akan menghormati kepadamu, maka dari itu jangan sampai saudara-saudaramu tahu.
Setelah ibu dari golongan Yahuda mendengar, diberitahulah anakanaknya. Mereka timbul dengki kepada Yusuf dan berdaya upaya untuk memisahkan Yusuf dari ayahnya. Sesudah saudara-saudaranya berunding, selain Bunyamin yang saudara ibu dengan Yusuf, mereka minta izin kepada ayahnya untuk mengajak Yusuf berjalan-jalan pada keesokan harinya.
Mula-mula ayahnya tidak percaya dan melarang. Tetapi melihat kesanggupan mereka untuk menjaga anaknya, maka diberi izin oleh sang ayah. Setelah perjalanan makin jauh, Yusuf akan dibunuh tetapi tidak jadi. Salah seorang saudaranya mempunyai pikiran yang lain : dimasukkan saja ke dalam sumur supaya nanti diketemukan orang. Maka jadilah Yusuf dimasukkan kedalam sumur oleh saudara- saudaranya. Dengan pertolongan Allah terhindarlah ia dari mara bahaya.
Setelah pulang mereka memberi tahu kepada Ayahnya bahwa Yusuf telah mati dimakan singa. Mereka menunjukkan bukti baju yang telah diberi darah binatang yang telah dibunuhnya. Tetapi di dalam hati, Nabi Ya’kub tidak mempercayainya karena sudah ada tanda-tanda dan ia tahu sebelumnya. Karena sangat susah memikirkan anaknya itu, sehingga kedua matanya tidak dapat melihat lagi dan menjadi putih seluruhnya. Kejadian ini tidak lain adalah ujian bagi Yusuf yang kelak akan mendapat kemuliaan dan menjadi pesuruh Allah.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan          
1.      Metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadist.
2.      Metode bercerita adalah metode penyampaian pelajaran dengan cara bercerita. Pelaksanaan metode bercerita dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai cara, karena siswa terdiri atas berbagai lingkungan yang berbeda, baik dari segi penguasaan, kemampuan daya tangkap dan motivasi dalam mendengarkan cerita.
3.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
a.       Kelebihan Metode Bercerita : Dengan mendengarkan cerita, kepekaan jiwa dan perasaan siswa tergugah, melatih daya konsentrasi siswa, melatih daya fikir dan daya fantasi siswa, menambah pengetahuan siswa, guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun siswa dalam jumlah yang cukup besar apabila cerita yang disampaikan mampu menarik perhatian siswa, bila guru dalam bercerita berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif dan bisa merangsang para siswa untuk melakukan tugas atau pekerjaan.
b.      Kelemahan Metode Bercerita : Guru sulit mengetahui sampai dimana batas kemampuan siswa dalam memahami materi cerita yang disampaikan, Para siswa lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap bahwa yang diceritakan itu benar, guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah sehingga membosankan para siswa, atau kadang terlalu banyak humor sehingga tujuan utamanya terabaikan.
4.         Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan
5.         Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a.       Kelebihan Metode Demonstrasi: Perhatian siswa dapat dipusatkan, keaktifan siswa akan bertamabah, proses pengajaran lebih menarik, pelajarannya lebih tahan lama, menghindari kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan, timbulnya keberanian, percaya diri dan motivasi dalam diri siswa, siswa lebih mudah memahami pelajaran.
b.      Kelemahan Metode Demonstrasi : Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama, memerlukan keterampilan furu secara khusus, memerlukan kesiapan yang matang, keterbatasan peralatan, tempat dan biaya.
B.     Saran
Untuk dapat memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, maka hendaknya pendidik mempelajari semua jenis metode pengajaran, selain dari metode Bercerita dan Demonstrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Djamarah Syaiful dan Asman Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.
Mudasir.  2012. Desain Pembelajaran. Indragiri Hulu:STAI Nurul Falah Press.
Ramayulis.1994. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Kalam Mulia.
Ramayulis.2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Kalam Mulia.
Suyanto. 2010.  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media.
Werkanis dan Marlius Hamadi. 2005. Strategi Mengajar. Riau:Sutra Benta Perkasa.
http://mthohir.co.cc/




[1] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia,2011),hal.79.
[2] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia,1994), hal.104.
[3]Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2004), hal.1.
[4] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, 2002,hal.87. (dikutip dari http://mthohir.co.cc/).
[5] Werkanis dan Marlius Hamdi, Strategi mengajar, (Riau:Sutra Benta Perkasa, 2005, hal.55-57.
[6] Abdul Mujib dan Jusuf Nudzakir,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media,2006), hal.192-193.
[7] Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media,2006), hal.193.
[9] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Al Ikhlas,
[10] Mudasir, Desain Pembelajaran,(Indragiri Hulu:STAI Nurul Falah Press, 2012), hal.101.
[11]Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), hal.164.
[12] Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Perss, 2005), hal.45-46.
[13] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2006), hal.91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar