APLIKASI METODE BERCERITA DAN DEMONSTRASI
TUGAS TERSTRUKTUR
METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI
OLEH :
KELOMPOK II
ERNI YUNITA
NIM :0101.11.01242
SEMESTER IVPAGI
DOSEN PENGAMPU :
DINUL FALHAN,M.Pd.I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM
TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
2013
KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللٓهِ
الرَّحْمٖنِ الرَّحِيْم
Alhamdulillahirobbil’alamin,
puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Metodologi Pembelajaran PAI
ini tepat pada waktunya.
Pembuatan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, karena adanya bimbingan dan andil
dari teman-teman serta dosen pengampu mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI,
oleh karena itu atas nama penulis makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih dapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh
sebab itu, kepada mahasiswa lainnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan pada makalah yang lainnya. Atas saran dan
kritiknya, sebelumnya penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para mahasiswa lainnya, khususnya
mahasiswa STAI Tafaquh Fiddin Dumai.
Dumai, Mei
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar.................................................................................................................. i
Daftar isi............................................................................................................................ ii
BAB I
Pendahuluan
A.
Latarbelakang........................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
BAB II
Pembahasan
1.
Metode Diskusi................................................................................................ 2
A.
Definisi Metode Bercerita.......................................................................... 2
B.
Kelebihan Metode Bercerita....................................................................... 3
C.
Kelemahan Metode Bercerita..................................................................... 4
D.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Bercerita....................................... 5
2.
Metode Demonstrasi........................................................................................ 7
A.
Definisi Metode Demonstrasi..................................................................... 7
B.
Kelebihan Metode Demonstrasi................................................................. 8
C.
Kelemahan Metode Demonstrasi............................................................... 8
D.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi................................. 9
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 12
Daftar
Pustaka................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Seorang guru
atau pendidik yang selalu perperan dalam proses belajar mengajar, bila ia
menginginkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah mencukupi. Ia harus menguasai
berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan menggunakan metode yang
tepat dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan
kemampuan anak didik yang menerima.
Guru dalam
rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator yang
mampu mengembangkan kemauan belajar siswa, mengembangkan kondisi belajar yang
relevan agar tercipta suasana belajar secara wajar dengan penuh kegembiraan,
dan mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang guru.[1]
Jadi, metode pembelajaran merupakan salah satu faktor atau komponen pendidikan
yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Pemilihan
teknik atau metode yang tepat kiranya memang memerlukan keahlian tersendiri.
Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan metode yang
dipergunakannya sebagai suatu seni metode mengajar harus menimbulkan kesenangan
dan kepuasan bagi anak didik.
Untuk dapat
memilih metode yang tepat maka penulis akan memaparkan jenis metode mengajar
dalam metodologi pendidikan, khususnya metode bercerita dan metode demonstrasi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan metodologi pembelajaran ?
2.
Apa yang dimaksud dengan metode bercerita ?
3.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan dari metode bercerita ?
4.
Bagaiman
langkah-langkah pelaksanaan metode bercerita ?
5.
Apa
yang dimaksud dengan metode demonstrasi ?
6.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi ?
7.
Bagaimana
langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
Aplikasi Metode Bercerita dan Demonstrasi
A.
Pengertian
Metodologi Pembelajaran PAI
Secara etimologi, metodologi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua suku kata, "metodos" berarti jalan atau cara, dan "logos" berarti ilmu. Metodologi berarti ilmu tentang
jalan atau cara.[2]
Secara terminologi, menurut Zakiah Daradjat metodologi adalah "suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang
akan digunakan dalam penelitian".[3]
Mahmud Yunus mengatakan bahwa metode adalah "jalan
yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik
dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu
pengetahuan dan lainnya".[4]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi pembelajaran PAI
adalah ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Al-Qur’an dan Hadist.
B.
Metode Bercerita
1.
Pengertian
Metode Bercerita
Metode
bercerita adalah metode penyampaian pelajaran dengan cara bercerita.
Pelaksanaan metode bercerita dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan berbagai
cara, karena siswa terdiri atas berbagai lingkungan yang berbeda, baik dari
segi penguasaan, kemampuan daya tangkap dan motivasi dalam mendengarkan cerita.[5]
Metode cerita
ini lebih banyak dilakukan pada pendidikan Teman Kanak-Kanak dan anak-anak kelas rendah. Metode cerita yang dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar terutama di kelas rendah dilakukan sambil
bermain.
Pada siswa
kelas madrasah, metode bercerita ini mengungkapkan peristiwa-peristiwa
bersejarah yang mengandung ibrah ( nilai moral,sosial dan rohani) bagi seluruh
umat Islam, baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun kisah kezaiman
yang berakibat buruk dimasa lalu.[6]
2.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Bercerita
a)
Kelebihan
Metode Bercerita :
(1)
Dengan
mendengarkan cerita, kepekaan jiwa dan perasaan siswa tergugah.[7]
(2)
Melatih
daya konsentrasi siswa.
(3)
Melatih
daya fikir dan daya fantasi siswa.
(4)
Menambah
pengetahuan siswa.
(5)
Secara
otomatis mendorong siswa untuk berbuat kebajikan berdasarkan cerita yang
disampaikan.
(6)
Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu
pengelompokan
siswa seperti pada metode lain.
siswa seperti pada metode lain.
(7)
Guru dapat menguasai kelas dengan mudah walaupun
siswa
dalam jumlah yang cukup besar apabila cerita yang
disampaikan mampu menarik perhatian siswa.
dalam jumlah yang cukup besar apabila cerita yang
disampaikan mampu menarik perhatian siswa.
(8)
Bila guru dalam bercerita berhasil dengan baik,
maka dapat
menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif dan bisa
merangsang para siswa untuk melakukan tugas atau
pekerjaan.
menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif dan bisa
merangsang para siswa untuk melakukan tugas atau
pekerjaan.
(9)
Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika
waktu terbatas
materi cerita dapat dipersingkat dengan mengambil garis
besarnya saja, jika waktu yang tersedia cukup banyak materi
cerita yang diberikan dapat diperluas dan diperdalam.[8]
materi cerita dapat dipersingkat dengan mengambil garis
besarnya saja, jika waktu yang tersedia cukup banyak materi
cerita yang diberikan dapat diperluas dan diperdalam.[8]
b)
Kelemahan
Metode Bercerita :
(1)
Guru sulit mengetahui sampai dimana batas
kemampuan
siswa dalam memahami materi cerita yang disampaikan.
siswa dalam memahami materi cerita yang disampaikan.
(2)
Para siswa lebih cenderung bersifat pasif dan
menganggap
bahwa yang diceritakan itu benar.
bahwa yang diceritakan itu benar.
(3)
Guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan
segi
psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah
sehingga membosankan para siswa, atau kadang terlalu
banyak humor sehingga tujuan utamanya terabaikan.
psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah
sehingga membosankan para siswa, atau kadang terlalu
banyak humor sehingga tujuan utamanya terabaikan.
3.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Bercerita
Menurut Abdul Majid Abdul Aziz bahwa:
a.
Guru sebaiknya memilih
cerita yang sesuai dengan kondisi jiwanya saat bercerita, karena keadaan jiwa
pendongeng akan berpengaruh pula pada setiap penceritaan.
b.
Mempersiapkan cerita
sebelum masuk kelas yang bertujuan untuk mengetahui peristiwa beserta
kronologis terjadinya cerita. Kegiatan persiapan akan sangat membantu dalam
membawakan sebuah penceritaan dengan mudah dan lancar, serta dapat menyampaikan
semua peristiwa cerita di depan anak-anak dengan jelas seakan-akan cerita
tersebut adalah gambaran khayal yang hidup.
c. Posisi
duduk para murid ketika cerita berlangsung. Posisi duduk dalam penceritaan
bertujuan untuk merangsang siswa mendengarkan proses penceritaan dengan potensi
yang ada pada diri mereka. Yang lebih utama adalah murid bisa memposisikan dirinya
mendengarkan berita dengan spontan. Dan posisi duduk yang paling baik bagi
siswa adalah mengelilingi guru dengan bentuk setengah lingkaran.
d. Cara
seorang guru membawakan cerita yang berdasarkan plot cerita dan pemecahan
masalah, selain itu pengutaraan intonasi/volume suara serta improvisasi yang
selaras dengan alur cerita.[9]
C.
Metode
Demonstrasi
1.
Pengertian
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.[10] Dalam
praktek-praktek agama, Nabi Muhammad juga menggunakan metode ini. Seperti
mengajarkan cara-cara berwudhu’, shalat dan haji.
Istilah demonstrasi
dalam pengajaran dipakai pada umumnya menggabungkan penjelasan dengan suatu
kerja fisik atau pengoperasian peralatan, barang atau benda. Kerja fisik itu
telah dilakukan atau peralatannya telah
dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. [11]
Metode
demonstrasi cocok digunakan apabila :
a)
Untuk
memberikan latihan keterampilan tertentu kepada siswa.
b)
Untuk
memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung mengetahui.
c)
Untuk
membantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat.[12]
Dalam
mempersiapkan Metode demonstrasi, harus memperhatikan perumusan tujuan yang
jelas, menetapkan garis besar langkah domonstrasi, mempertimbangkan waktu yang
dibutuhkan, penetapan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
2.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a)
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
(1)
Perhatian
siswa dapat dipusatkan.
(2)
Keaktifan
siswa akan bertamabah.
(3)
Proses
pengajaran lebih menarik.
(4)
Pengalaman
siswa bertambah.
(5)
Pelajarannya
lebih tahan lama.
(6)
Menghindari
kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan.
(7)
Timbulnya
keberanian, percaya diri dan motivasi dalam diri siswa.
(8)
Siswa
lebih mudah memahami pelajaran.
b)
Kelemahan
Metode Demonstrasi
(1)
Persiapan
dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
(2)
Memerlukan
keterampilan furu secara khusus.
(3)
Memerlukan
kesiapan yang matang.
(4)
Keterbatasan
peralatan, tempat dan biaya.[13]
3.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang harus dilakukan adalah :
1) Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
2) Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi
3) Lakukan uji coba demonstrasi
b. Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah
pembukaan, yang harus diperhatikan adalah :
a)
Aturlah
tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat melihat demonstrasi.
b)
Kemukakan
tujuan yang ingin dicapai.
c)
Kemukakan
tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
2)
Langkah
pelaksanan demonstrasi,
a)
Mulailah
demonstrasi dengan kegiatan yang membuat siswa berfikir.
b)
Ciptakan
suasana yang menyejukkan, hindari suasana yang menegangkan.
c)
Yakinlah
semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi.
d)
Berikan
kesmpatan siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan yang di
demonstrasikan.
3)
Langkah
mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi.
13 Ibid., Syaiful
Bahri Djamarah.
Contoh Materi yang Dapat Digunakan dalam Metode Bercerita dan
Demonstrasi
1.
Metode
Bercerita
Agama
NABI
YUSUF DIMASUKKAN KE DALAM SUMUR
Pada suatu malam ketika Yusuf masih
muda, ia pernah bermimpi melihat bintang, matahari dan bulan. Pada pagi
harinya mimpi itu diceritakan kepada ayahnya. Pada waktu itu ibu dari
golongan Yahuda sedang mengintip dan mendengarkan cerita Yusuf. Maka
ayahnya membisiki kepadanya arti mimpi tersebut, ia berkata: “Adapun
bintang yang sebelas itu adalah ke-11 saudarasaudaramu, matahari
itu ayahmu dan bulan adalah ibumu, semuanya akan menghormati
kepadamu, maka dari itu jangan sampai saudara-saudaramu tahu.
Setelah ibu dari golongan Yahuda
mendengar, diberitahulah anakanaknya. Mereka timbul dengki kepada Yusuf
dan berdaya upaya untuk memisahkan Yusuf dari ayahnya. Sesudah
saudara-saudaranya berunding, selain Bunyamin yang saudara ibu dengan
Yusuf, mereka minta izin kepada ayahnya untuk mengajak Yusuf
berjalan-jalan pada keesokan harinya.
Mula-mula ayahnya tidak percaya dan
melarang. Tetapi melihat kesanggupan mereka untuk menjaga anaknya, maka
diberi izin oleh sang ayah. Setelah perjalanan makin jauh, Yusuf akan dibunuh
tetapi tidak jadi. Salah seorang saudaranya mempunyai pikiran yang lain
: dimasukkan saja ke dalam sumur supaya nanti diketemukan
orang. Maka jadilah Yusuf dimasukkan kedalam sumur oleh saudara- saudaranya.
Dengan pertolongan Allah terhindarlah ia dari mara bahaya.
Setelah pulang mereka memberi tahu
kepada Ayahnya bahwa Yusuf telah mati dimakan singa. Mereka menunjukkan
bukti baju yang telah diberi darah binatang yang telah dibunuhnya. Tetapi di
dalam hati, Nabi Ya’kub tidak mempercayainya karena sudah ada tanda-tanda dan
ia tahu sebelumnya. Karena sangat susah memikirkan anaknya itu, sehingga kedua
matanya tidak dapat melihat lagi dan menjadi putih seluruhnya. Kejadian ini
tidak lain adalah ujian bagi Yusuf yang kelak akan mendapat kemuliaan dan
menjadi pesuruh Allah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Metodologi
pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas tentang cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Al-Qur’an dan Hadist.
2.
Metode
bercerita adalah metode penyampaian pelajaran dengan cara bercerita.
Pelaksanaan metode bercerita dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan
berbagai cara, karena siswa terdiri atas berbagai lingkungan yang berbeda, baik
dari segi penguasaan, kemampuan daya tangkap dan motivasi dalam mendengarkan
cerita.
3.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Bercerita
a. Kelebihan Metode Bercerita : Dengan mendengarkan cerita, kepekaan jiwa
dan perasaan siswa tergugah, melatih daya konsentrasi siswa, melatih daya fikir
dan daya fantasi siswa, menambah pengetahuan siswa, guru dapat
menguasai kelas dengan mudah walaupun siswa dalam jumlah yang cukup besar
apabila cerita yang disampaikan mampu menarik perhatian siswa, bila guru dalam bercerita
berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif
dan bisa merangsang para siswa untuk melakukan tugas atau pekerjaan.
b. Kelemahan Metode Bercerita : Guru sulit
mengetahui sampai dimana batas kemampuan siswa dalam memahami materi cerita
yang disampaikan, Para siswa lebih cenderung bersifat pasif dan menganggap bahwa
yang diceritakan itu benar, guru dalam bercerita sering tidak memperhatikan
segi psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat tidak terarah sehingga
membosankan para siswa, atau kadang terlalu banyak humor sehingga tujuan
utamanya terabaikan.
4.
Metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan
5.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Demonstrasi
a.
Kelebihan
Metode Demonstrasi: Perhatian siswa dapat dipusatkan, keaktifan siswa akan
bertamabah, proses pengajaran lebih menarik, pelajarannya lebih tahan lama, menghindari
kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan, timbulnya keberanian, percaya diri
dan motivasi dalam diri siswa, siswa lebih mudah memahami pelajaran.
b.
Kelemahan
Metode Demonstrasi : Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama, memerlukan
keterampilan furu secara khusus, memerlukan kesiapan yang matang, keterbatasan
peralatan, tempat dan biaya.
B.
Saran
Untuk dapat memilih metode yang tepat dalam proses belajar
mengajar, maka hendaknya pendidik mempelajari semua jenis metode pengajaran,
selain dari metode Bercerita dan Demonstrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Djamarah Syaiful dan Asman Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
Jakarta:Bumi Aksara
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.
Jakarta: AV Publisher.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka
Setia.
Mudasir. 2012. Desain
Pembelajaran. Indragiri Hulu:STAI Nurul Falah Press.
Ramayulis.1994. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Kalam
Mulia.
Ramayulis.2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Kalam
Mulia.
Suyanto. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta:Kencana Prenada Media.
Werkanis dan Marlius Hamadi. 2005. Strategi Mengajar. Riau:Sutra
Benta Perkasa.
http://mthohir.co.cc/
[1] Hamdani, Strategi Belajar
Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia,2011),hal.79.
[2] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta:Kalam Mulia,1994), hal.104.
[3]Zakiah
Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi
Aksara,2004), hal.1.
[4] Armai Arief, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, 2002,hal.87. (dikutip dari http://mthohir.co.cc/).
[5] Werkanis dan
Marlius Hamdi, Strategi mengajar, (Riau:Sutra Benta Perkasa, 2005,
hal.55-57.
[6] Abdul Mujib
dan Jusuf Nudzakir,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada
Media,2006), hal.192-193.
[7] Suyanto, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana Prenada Media,2006), hal.193.
1994), hlm 87.(dikutip dari “ http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1-2006-lilinurlat-1241-bab2_360-8.pdf)
[11]Ramayulis, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), hal.164.
[12] Basyiruddin
Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Perss, 2005),
hal.45-46.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar